adsense

About

Pages

Jumat, 13 Juli 2012

LAGU RASA SAYANGE,LAGU ASAL MALUKU INDONESIA

LAGU RASA SAYANGE,LAGU ASAL MALUKU INDONESIA
Pembuktian Fisika, Lagu Rasa Sayange Asli Indonesia

 Kelompok peneliti dari Bandung Fe Institute membuktikan bahwa lagu Rasa Sayange berasal dari Indonesia. Penelitian ini mematahkan klaim Malaysia bahwa lagu itu berasal dari rumpun Melayu.  Melalui penelitian secara fisika terbukti Rasa Sayange berasal dari kepulauan Maluku.

Adalah Hokky Situngkir -- alumnus Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) – anggota Bandung Fe Institute yang melakukan penelitian tersebut. Bandung Fe memang getol melakukan penelitian dan menjelajahi kekayaan budaya nusantara. Dari batik, lagu tradisional, sampai cerita rakyat mereka kumpulkan untuk kemudian diteliti secara ilmiah. Salah satu hasil penelitian mereka yang mengguncangkan jagat sains internasional adalah Teori Fraktal Batik, sistem komputasi melacak asal-usul Batik Nusantara.

Hokky tertantang oleh perdebatan lagu Rasa Sayange yang dipakai iklan pariwisata Malaysia bertajuk “Malaysia, Truly Asia” pada akhir 2007. Liriknya campuran Melayu, Inggris, Mandarin, dan India. Tapi, lirik “… Rasa sayang sayange” yang diubah jadi “… Rasa sayang sayang hey” di lagu itu jelas itu dimodifikasi dari lagu Rasa Sayange, lagu turun temurun rakyat Maluku.

Protes keras muncul dari rakyat Indonesia. Tudingan bahwa Malaysia “mencuri” lagu Rasa Sayange untuk mempromosikan pariwisata mereka menjadi perbincangan luas. Tapi, Menteri Pariwisata Malaysia Tengku Adnan Tengku Mansor menampik. Ia menyatakan, lagu yang mereka gunakan itu adalah lagu rakyat di kepulauan Nusantara, dan Indonesia tak bisa mengklaim punya lagu tersebut.

Bahkan, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Malaysia Rais Yatim menantang Indonesia untuk membuktikan lagu ‘Rasa Sayange’ adalah warisan asli budaya Indonesia. Itulah yang membuat Hokky dan rekannya di Bandung Fe Institute terusik.

Mereka menciptakan sebuah pemodelan melalui program komputer. Obyeknya adalah lagu-lagu nusantara. Pedomannya sederhana: setiap lagu pasti punya sekuens nada berbeda. Yang dicari adalah satuan informasi dasar dari sebuah lagu.

Untuk melacak sekuens nada, para peneliti itu lalu menyiapkan database lagu-lagu daerah dari sekujur Indonesia. Mereka mencatat barisan nadanya, dan lalu digitalkan. Data polifonik dari lagu, diubah menjadi data monofonik. “Inti dari analisis ini adalah mengkaji representasi nada dan durasi dari sebuah lagu. Dan dari material ini, selanjutnya diubah menjadi data deret waktu,” ujar Hokky.

Melalui  metode fisika mekanika statistik seperti Zipf-Mandelbrot, koefesien girasi, koefesien spiral serta analisis entropi dan negentropi dikomposisi menggunakan pendekatan biologi evolusioner menjadi pohon filomemetika lagu tradisional Indonesia. Penelitian ini dapat melihat pola evolusi lagu tradisional Indonesia.

Hasilnya memang mencengangkan. Lagu-lagu itu dari daerah sama cenderung berkumpul dalam satu kelompok. Hokky menyebut, ada sejumlah lagu yang semula tidak diketahui asal usulnya, tanpa perlu mendengarkan lagu itu, data nada dan durasinya dimasukkan ke aplikasi komputer.  “Secara probabilistik dapat diketahui dari daerah mana lagu itu berasal,” ujarnya.

Dengan teknik penelitian itu, akhirnya Hokky bisa melacak daerah asal-usul lagu Rasa Sayange. Lagu itu, dalam peta yang disebutnya “phylomemetic” berada di kelompok lagu yang berasal dari Kepulauan Maluku.

Dari riset ini terlihat bahwa secara struktur nada, durasi, kepadatan, dinamika, keragaman melodi dan tingkat kompleksitas lagu “Rasa Sayange” memiliki karakteristik yang secara relatif sangat dekat dengan lagu-lagu tradisional dari daerah Maluku lainnya. Karakteristik ini sangat berbeda dengan kelompok lagu dari Riau, yang dekat dengan karakteristik lagu tradisional Malaysia.

“Ia berada sangat jauh dari kelompok lagu dari Provinsi Riau, yang memiliki karakteristik sangat dekat dengan Malaysia. Analisis ini menunjukkan sangat kecil peluang, atau mendekati mustahil, lagu itu berasal dari Malaysia,” terang Hokky.

Kata Hokky, teknik analisis lagu itu kini diterapkan pula pada ratusan lagu daerah yang kini dikumpulkan Bandung Fe. “Sudah ada sekitar 500 lagu berhasil terkumpul dari seluruh Nusantara,” kata Hokky. Tetapi jumlah ini masih relatif sedikit, karena ada ribuan lagu tradisional di seluruh penjuru Indonesia.

Karena itu, Hokky mengajak masyarakat untuk mendukung Gerakan Sejuta Data Budaya yang kini tengah bergulir. Caranya turut mengirimkan data kebudayaan tradisional Indonesia ke situs www.budaya-indonesia.org. Tak hanya lagu, tarian, alat musik, prasasti, cerita rakyat, batik, kain dan kebudayaan lainnya dapat dimasukkan untuk melengkapi data budaya bangsa. Gerakan Sejuta Data Budaya Upaya ini penting, agar menghindari klaim, dari pihak tidak bertanggungjawab di masa depan.

DOWNLOAD LAGU RASA SAYANGE




0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger